Kota, Wartatasik.com – Kasus stunting yang diderita balita di Kota Tasikmalaya masih terbilang cukup tinggi. Hal itu berdasarkan data Dinkes Kota Tasikmalaya yang menyebut sebanyak 17,58 persen atau 7.731 balita mengalami stunting selama tahun 2020.
Menanggapi itu, Anggota DPRD Kota Tasikmalaya Murjani menuturkan, angka tersebut mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan kasus yang terjadi pada tahun 2019 lalu yang hanya ada 10,95 persen atau 5.373 balita.
Murjani mengaku, pihaknya bersama Dinas Ketahanan Pangan Peternakan dan Pertanian Kota Tasikmalaya sudah membuatkan progam gerakan minum susu setiap hari.
“Gerakan minum susu dengan mengundang anak-anak di daerah Cukang Tanjung Kawalu. Karena minum susu sangat bermanfaat bagi anak-anak. bisa membuat tulang dan gigi sehat, mendukung kecerdasan dan juga membuat anak menjadi lebih aktif,” ucap Ketua Komisi II DPRD kota Tasikmalaya ini.
Ia merasa tergerak untuk membuat program Gerakan Minum Susu ini, karena melihat data angka stunting di Kota Tasikmalaya yang mengalami peningkatan selama tahun 2020.
Untuk diketahui terang Murjani, dari 22 puskesmas di Kota Tasikmalaya bahwa Puskesmas Kawalu menduduki urutan ke 18 dengan tingkat stunting-nya tinggi. Hal itu bisa terjadi akibat dari pandemi Covid-19 karena pertumbuhan ekonomi saat ini sedang minus.
“Penanganan stunting itu bukan hanya dilakukan oleh Dinas Kesehatan, melainkan juga harus ditangani semua pihak. Agar generasi Kota Tasikmalaya di masa depan semakin sehat dan kuat, dua bulan kedapan sudah saya rencanakan untuk kembali mengadakan Kegiatan ini,” tandasnya. Asron.