Kota, Wartatasik.com – Focus Group Discussion ini sangat ditunggu dari dulu, sebelum Gedung Creative Center (GCC) ini diresmikan. Jadi intinya termasuk tadi dalam forum ini tidak mencari kambing hitam melainkan solusi, bagaimana pengelolaan GCC ini kedepannya.
Hal itu dikatakan Kadisporabudpar Kota Tasikmalaya Deddy Mulyana S.STP.M.Si., ketika ditemui wartatasik.com di GCC seusai acara FGD, Kamis (16/03/2023).
“Biasanya kalau yang dikelola sama pemerintah banyak kekurangan, banyak kendala-kendala. Karena ini isinya, katanya orang-orang kreatif, inovatif, berarti kita harus ada solusi buat pengelolaan gedung ini,” ungkapnya.
“Kalau mengurut proses kedepannya, pasti lambat. Karena kan pak Gubernur ingin langsung berkegiatan setelah peresmian kemarin,” ucap kang DO akrab disapa.
Diakuinya, menjadi sebuah PR bagi semua, terus terang saja kalau mengandalkan anggaran dari APBD, atau provinsi juga pusat ini tidak akan berjalan,” terangnya.
“Kalau di swastanisasi berarti prinsipnya kaya KSO, jadi mau 10 tahun 20 tahun ada pemasukan ke PAD. Itu terserah siapa yang mengelola dan memegang komitmen,” ungkapnya.
Misal ada 4 peserta lanjut Kang DO, pihaknya prisel yang paling besar dan paling terukur. Mereka memelihara gedung itu yang dipilih.
“Kalau saya inginnya di swastanisasi, termasuk perparkirannya, pengelolaan gedungnya. Terus terang kalau di pelihara oleh pemerintah anggarannya minim,” ungkapnya.
Sebelumnya, tambah Deddy, ini harus dibicarakan dulu dengan Bagian Hukum, Bagian Asset, bagaimana polanya, yang penting tidak ada yang dirugikan, “Investor disini juga berjalan karena mereka ingin provit kan,” ujarnya.
Ditegaskannya, berarti kalau di swastanisasi ini provit, jangan sampai ada protes lagi dari rekan-rekan yang berkesenian, berkegiatan.
“Khususnya rekan-rekan Ekraf, karena kalau sudah di swastanisasi ya itu aturan atau alurnya, namun gedung akan terjamin terpelihara,” ujarnya lagi.
Permasalahan penyerahan terima gedung ini, Kadisporabudpar juga mengakui tengah melakukan komunikasi dengan Bagian Asset agar serah terima gedung dipercepat.
“Apa harus menunggu enam bulan atau tidak. Jangan sampai kejadian yang lagi digunakan kegiatan ada tumpang tindih, ada human error antar dinas, itu tidak saya inginkan,” tegasnya lagi.
Untuk kegiatan ini saja kan, dirinya menelpon ke Dinas PUTR minta ijin memakai gedung, “Diperbolehkan asal jangan merusak estetika gedung yang sudah ada,” tandasnya.
Baca juga: Masih Tarik Ulur Terkait Pengelola GCC, Komisi II DPRD Kota Tasik Angkat bicara
Ditempat yang sama Ketua TCIC Roni Pitra menyampaikan bahwa berangkat dari kekhawatiran semua, bukan dari TCIC saja tetapi termasuk menghimpun dari masukan teman komunitas pelaku seni, akar rumput untuk bagaimana caranya semacam diskusi publik tentang pengelolaannya,” tambahnya.
“Karena kita tidak mau setelah nanti ada regulasi, ternyata regulasinya tidak sesuai dengan apa yang kita butuhkan. Maka dari itu, karena kita memiliki peran dan fungsi untuk mewadahi pelaku Ekraf di kota Tasikmalaya,” ungkapnya.
Katanya, tema FGD kali ini adalah peran fungsi dan pegelolaan Gedung Creative Center, “Dan semoga setelah ini ada hal-hal yang direkomendasikan kepihak pemerintah, juga kami berharap yang namanya Tasik Forum Kreatif ini akan ada lagi edisi-edisi selanjutnya bukan hanya mengelolanya gedung nya saja,” pungkasnya. Sus