Kabupaten, Wartatasik.com – Pantau harga pangan, Polres Tasikmalaya, Jawa Barat bersama Pemerintah Daerah mendatangi Pasar Tradisional Singaparna, jumat siang 04 Nopember 2022 kemarin. Selain langsung mengecek harga dan pasokan di Pedagang, Polisi juga buka layanan “Jum’at Curhat”.
Sejumlah pedagang pasar dan konsumen menyampaikan keluhkesahnya. Mereka sampaikan persoalan distribusi kebutuhan hingga menanyakan jadwal SIM Keliling dan pajak kendaraan pada Polisi.
Pada polisi dan perwakilan pemerintah daerah, seorang pedagang Tahu Tempe mengaku terkena imbas kenaikan harga kedelai.
“Akibatnya, ukuran tahu dan tempe diperkecil, pedagang dianggap menaikan harga sepihak. Mereka juga tidak bisa menaikan harga karena harus menunggu keputusan produsen tahu tempenya.” tuturnya.
Ia mengaku kepada Polisi karena sering debat sama konsumen, katanya kenapa tempenya yang Rp 4 ribu jadi kecil kaya yang Rp 3 ribu.
“Saya kan bilang itu dari produsenya bukan kami yang naikin harga. Ada yang faham ada juga yang memilih pergi gak jadi beli,” keluh pedagang, Ikeu.
Pedagang lain mengaku tidak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah. Dia meminta agar kepolisian membantu menyampaikanya.
“Sayamah belum pernah mendapat bantuan UMKM, tolong sampaikan sama pak Polisi yah,” ujar salah seorang pedagang.
Meski mayoritas kebutuhan stabil, namun harga bawang merah alami kenaikan cukup drastis bawang merah dijual Rp 36 ribu dari asalnya Rp 24 ribu perkilogram.
Kapolres Tasikmalaya, AKBP Suhardi Hery Heryanto, sengaja menggelar kegiatan Jumat Curhat di Pasar Singaparna untuk mendengar keluhan masyarakat pasar.
Pihaknya juga menyoroti keluhan transportasi untuk distribusi pangan yang masih dirasa jadi hambatan untuk pedagang. Meski demikian, mayoritas harga pangan masih stabil.
“Jadi persoalan tranaportasi distribusi ini masih dikeluhkan masyarakat yah utama pedang. Tapi secara keseluruhan harga harga normal stabil,” tandasnya. Ndhie