Surabaya, Wartatasik.com – Kota Surabaya merupakan kota terbesar kedua di Indonesia. Sebagai kota metropolitan, maka tak heran jika pertambahan penduduk senantiasa meningkat setiap waktu.
Hal tersebut menjadikan lahan kosong di perkotaan difungsikan sebagai pemukiman, sementara lahan untuk kegiatan pertanian semakin menipis bahkan dapat dikatakan langka.
Lahan sempit menjadi salah satu masalah utama di kawasan perkotaan, akibatnya masyarakat perkotaan sulit untuk melakukan aktivitas lain layaknya masyarakat pedesaan.
Pada dasarnya, program pertanian perkotaan atau urban farming termasuk aspek penting bagi lingkungan, selain memperbaiki kualitas lingkungan, urban farming juga berperan dalam ekonomi daerah.
Perkembangan ilmu dan teknologi kembali memupuk asa masyarakat perkotaan untuk dapat melakukan kegiatan cocok tanam walau dengan lahan yang sempit.
Alasan-alasan tersebut yang mendasari kelompok KKN 53 untuk mengimplementasikan budidaya tanaman dengan sistem vertikultur, yakni di kelurahan Wonorejo kecamatan Tegalsari Kota Surabaya.
Vertikultur merupakan budidaya tanaman yang dilakukan secara vertikal atau bertingkat dengan konsep penghijauan sekaligus pemecahan masalah untuk daerah perkotaan dan lahan terbatas.
Kelompok KKN 53 menyediakan segala macam alat dan bahan, diantaranya botol sebagai media pengganti pot, kompos, tanah humus, sampai benih.
Adapun komoditas yang dipilih antara lain sayur pokcoy, bayam, dan selada. Pemilihan tanaman hortikultura ini bukan tanpa sebab, kelompok KKN 53 ingin ada manfaat lebih yang dapat dicapai.
Selain memperindah lingkungan, dengan adanya vertikultur sayuran ini warga dapat menjaga kesehatan dengan rutin mengonsumsi sayuran.
Kegiatan ini dilakukan di tiga titik lokasi yaitu di RW 04, 05, dan 07. Implementasi vertikultur dilaksanakan selama 4 hari berturut-turut, dimulai pada tanggal 01 – 05 Juni 2022.
Sosialisasi menjadikan pembuka rangkaian kegiatan. Dalam kesempatan tersebut, KKN kelompok 53 memberikan pengetahuan kepada warga setempat mengenai pentingnya penghijauan di perkotaan dan keunggulan serta manfaat dari sistem vertikultur.
Tak hanya itu, warga juga dibekali mengenai tata cara penanaman sampai perawatan. Kegiatan ini disambut dengan suka cita baik oleh perangkat kelurahan maupun warga.
Antusias warga dari setiap RW dapat dikatakan tinggi, warga turun langsung mempraktekkan proses bercocok tanam dengan penuh semangat dan gotong royong. Bu Santi selaku ibu RW 05 menuturkan ini bisa jadi kenang-kenangan dari UPN, membuat warga senang dan dapat menanem sayuran yang ditanam sendiri.
“Dengan memanfaatkan tembok yang kosong, implementasi vertikultur berjalan dengan lancar sesuai harapan. Pemantauan tetap dilakukan oleh kelompok KKN 53 dengan tujuan agar tanaman dapat tumbuh dengan baik dan maksimal,” tuturnya. **
Dokumentasi Pribadi Vertikultur
Penulis : U’ud Uda Marlina
DPL : Nurul Azizah, S. AB, M. AB.
Anggota Kelompok: U’ud Uda Marlina, Anasthasia Marshanda, Dewi Ratih, Cantika Eva Dialoka, Alya Nur Amalina, Berliana Virliandita, Aldisa Raihan Fitrah, Febiyanti Putti Isna Muthmainna, Muhammad Raihanditya Ramadhan.