Tasikmalaya, Wartatasik.com – Penyakit jantung merupakan penyakit mematikan nomer satu dan paling berbahaya di dunia. Dikutip dari laman website who.int, World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa dari 56,9 juta kematian di seluruh dunia pada tahun 2016, lebih dari setengah (54%) disebabkan oleh 10 penyebab utama.
Penyakit jantung dan stroke adalah pembunuh terbesar di dunia dan bertanggung jawab atas 15,2 juta kematian pada tahun 2016.
Eris Mohamad Ishak (54), seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bertugas di salah satu instansi di Kabupaten Tasikmalaya ini merupakan peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) dari segmen peserta Pekerja Penerima Upah Penyelenggara Negara (PPU PN). Kejadian bermula di tahun 2017, saat itu ia merasakan sekujur tubuh berkeringat dan ada rasa sesak di dada kirinya.
“Bermula ketika saya berolah raga, saya merasakan badan terasa tidak enak ada sedikit sesak dan mengeluarkan keringat dingin di sekujur tubuh. Namun, pada saat itu saya tidak begitu menghiraukan, saya hanya menganggap itu sakit biasa saja,” cerita Eris pada tim Jamkesnews, pada Rabu (17/03/2021).
Eris melanjutkan saat ia kembali melakukan aktivitas berolah raga di waktu berbeda ia kembali merasakan sesak. Pada saat itu muncul rasa khawatir sehingga Eris memberanikan diri untuk memeriksa kondisi kesehatannya. Tak pikir panjang, ia segera ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) tempat ia terdaftar.
Setelah dilakukan pemeriksaan, dokter menyarankan untuk pemeriksaan lebih lanjut di Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) atau rumah sakit.
“Dokter tersebut mengarahkan untuk saya dilakukan pengecekan EKG, dari hasil tersebut menyatakan bahwa saya kena serangan jantung sejak saya merasakan kondisi sesak dan keluar keringat dingin,” tambah Eris.
Namun Alhamdulillah dirinya diberikan kekuatan hingga tidak sampai parah. Namun pada suatu ketika, ia tidak sadarkan diri hingga dirawat inap selama 4 hari, 2 hari di ruang ICU.
“Dan dipasang alat pacu jantung tanpa ada kendala. Selama masa perawatan di Rumah Sakit seluruhnya terjamin oleh BPJS Kesehatan,’’ tambah Eris.
Eris mengungkapkan bahwa pengobatan yang dijalaninya sampai dengan saat ini selalu menggunakan kartu JKN-KIS. Dan selama berobat ia merasakan pelayanan kesehatan yang diberikan padanya sudah bagus.
Ia pun berharap agar Program JKN-KIS agar terus ada dan dilanjutkan, karena sistem gotong royong karena sangat membantu masyarakat termasuk dirinya dan keluarganya.
Menjadi peserta tujuannya untuk kebutuhannya dan keluarga, karena sehat merupakan modal utama untuk dapat bekerja dengan baik. Menjadi peserta itu sangat bermanfaat, terutama dalam membantu mewujudkan keluarga sehat sehingga Program ini harus terus ada dan dilanjutkan, karena sistem gotong royong adanya saling kepedulian demi menciptakan Indonesia sehat.
“Pengalaman saya pada saat menerima pelayanan di Faskes merasa puas, karena diberikan pelayanan yang baik kepada semua peserta, hanya sedikit harapan saya adanya peningkatan pelayanan di Rumah Sakit khususnya di bagian pendaftaran dan informasi. Sejauh ini, Alhamdulillah saya merasa tertolong dengan BPJS Kesehatan, kalau saya bayar pasti sudah habis berapa itu,” tutup Eris. Redaksi | Jamkesnews