Kota, Wartatasik.com – Rumah Sakit dr Soekardjo dan Dinas Kependudukan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Tasikmalaya tandatangani kerjasama terkait pemanfaatan akses data kependudukan, Senin (30/12/2019).
Kepala Disduk Kota Tasikmalaya H Imih Misbahul Munir mengatakan, kerjasama pemanfaatan data kependudukan ini salah satunya bisa memotong rantai birokrasi, pasalnya terang Imih selama ini orang sakit datang ke rumah sakit hanya sekedar daftar saja berjam-jam.
“Ini kan problem, makannya kita coba potong, dengan hanya ketik NIK selesai. Apalagi nanti misalnya dengan data-data medikalnya sudah di masukan akan lebih memudahkan dalam hal tindak lanjut pelayanan kesehatannya” ungkap Imih.
Menurut Imih, nantinya yang mau berobat (pasien) tidak perlu ditanya lagi seperti sakit apa, karena sudah ada rekam mediknya, sehingga cuma cukup dengan KTP diketik lalu selesai.
“Jadi kita yang harus mendekati masyarakat, dengan sistem aplikasi itu kan yang menjawab sistem, misalnya gini orang butuh KIA klik KIA sistem langsung memberi tahu syarat bikin KIA ini, penuhi dan selesai,” paparnya.
Sementara itu, Kasi Pemanfaatan Data dan Dokumen Kependudukan Hadi menyebut, kegiatan tersebut diatas di implementasikan oleh Disdukcapil Kota Tasikmalaya melalui proses integrasi database kependudukan dan melalui sistem aplikasi data warehouse pada Disdukcapil dengan Sim-RS pada RSUD dr Soekardjo.
Lanjut Hadi, proses integrasi data kependudukan dgn Sim-RS ini bermanfaat untuk mempercepat proses Pendaftaran pasien, rekam medis dan e-billing.
“Disdukcapil Kota Tasikmalaya juga tengah melaksanakan proses integrasi dengan hasil capaian yaitu RS TMC 75%, RS Permata Bunda 75%, BPRS Al Madinah 75%, BKPPD 50%, dan Dinkes 50%,” imbuynya.
Ditempat sama, Direktur RS dr Soekardjo H Wasisto menuturkan, semua rumah sakit tipe B itu memang harus mengunakan sistem aplikasi, terutama untuk menangkap pasien-pasien yang gawat darurat.
Namun terangnya, karena pasien yang biasa itu tidak mungkin datang ke tipe B, jadi semunya melalui tipe C, sehingga keluhan ini bisa teratasi.
“Apabila kita mempunyai sistem komunikasi yang handal, orang-orang dalam kedaan gawat darurat kita bisa jemput. Artinya rumah sakit ini akan mengunakan sistem jemput bola,” kata Wasisto.
Ia mengaku, RS dr Soekardjo tidak punya dana dan tenaga ahli dari sebuah sistem aplikasi yang sangat baik ini. Sedangkan Disdukcapil Kota Tasikmalaya memiliki tenaga IT nya sekitar 20 orang lebih.
Adapun nanti jika aplikasi GO-Dok dari Disdukcapil bisa digunakan, maka di dalamnya ada layanan rumah sakit, sehingga apabila ada orang sakit tinggal klik saja.
“Maka kami akan jemput bola, jemput pasien dan akan kunjungi pasien, tidak siang, tidak malam, tidak minggu tidak lebaran kami akan jemput bola. Kami sudah bikin tim, ada lengkap dengan dokter nya, sehingga pelayanan pemerintah kota ini dianggap akan lebih baik lagi,” pungkasnya. Blade.