Kota, Wartatasik.com – Kegiatan PUPM (Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat) dan TTI (Toko Tani Indonesia) sangat penting dalam menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan saat memasuki masa paceklik, panen raya, apalagi pada moment tertentu seperti memasuki bulan Ramadhan dan menjelang Lebaran.
Rahmat Mahmuda Kadis Ketahanan Pangan Kota Tasikmalaya mengatakan, dari 50 Gapoktan di Kota Tasikmalaya, tidak semuanya bisa menjadi Lembaga Usaha Pangan Masyarakat (LUPM), sebab terdapat seleksi yang berat dari Pihak Provinsi, “Ya, salah satunya harus memiliki penggilingan padi (Huller),” katanya kepada Wartatasik.com disela acara pemantauan Pasar Murah Rakyat 2018 di Lapang Dadaha, Senin (21/05/2018).
Nanti lanjut Rahmat, Gapoktan yang lulus seleksi akan dikasih modal kerja untuk membeli gabah dari petani lalu diolah oleh huller nya masing-masing. Itulah kenapa harus punya huller sendiri untuk menjadi LUPM , yaitu memotong salah satu mata rantai dalam biaya produksi, agar harga beras menjadi murah namun kualitas terjaga, “Berasnya bagus, coba saja bandingkan dengan produksi beras lain,” ujarnya.
Berita Terkait >> PMR 2018 Ringankan Masyarakat Penuhi Kebutuhan Pokok
Adapun mekanismenya tambah Rahmat, LUPM membeli gabah petani lalu mengolahnya menjadi beras. “Setelah dikemas kemudian LUPM menjualnya ke TTI yang selanjutnya dijual lagi konsumen (Masyarakat),“ papar Ia.
Menurut Rahmat, saat ini baru ada 8 LUPM yang dinilai masih kurang memenuhi kebutuhan, sebab saat ini hanya mampu menyediakan 300 ton beras, padahal idealnya bisa mencapai 2000 ton, “Kami sudah mengajukan ke Pusat, agar tiap Kelurahan ada satu LUPM plus Toko Tani Indonesia Center (TTIC) ditiap RW,“ pungkasnya. Redi