Kota, Wartatasik.com – Paska penjelasan konsultan Nanang Nurjamil atas hangatnya pro kontra Median Jalan KHZ Musthafa yang terus menuai cibiran. Ia berkilah, ada beberapa item yang tak sesuai dengan perencanaan, seperti pohon trembesit dan sansivera.
Pasalnya fakta dilapangan hanya nampak tanaman bayam merah dan pohon sintetis. Lantas Nanang pun dalam statemennya menuding tidak sinkron antara konsultan dengan perencana dan pelaksana tekhnis.
Menyikapi itu, Ketua Harian LSM Sipatutat Irwan Supriadi Iwok merasa heran kenapa hal ini bisa terjadi, apakah memang komunikasi buruk antara konsultan perencana dengan pelaksana tekhnis atau pelaksana teknis tidak memahami apa yang sudah direncanakan oleh konsultan perencana,?
“Kami mempertanyakan, seberapa urgenkah pohon sintetis yang ditaburi asesoris sebagai pengganti lampu penerangan yang estetik, dibandingkan dengan pohon asli yang sudah ada?” tanya Iwok, Jum’at (09/11/2018).
Iwok panggilan akrabnya berpendapat, alangkah baiknya pohon yang sudah ada tak usah di tebang lalu digantikan tanaman bayam merah atau pohon sintetis yang tidak berfaedah menyerap karbondioksida dan polusi udara dari kendaraan bermotor.
Selain itu, Iwok pun mengkritisi, andai anggaran tersebut digunakan untuk program pengendalian kemiskinan, akan lebih bermanfaat dan lebih terasa oleh masyarakat, karena kemiskinan tidak akan surut dengan hanya melihat pohon sintetis dan air muncrat saja.
“Jangan terkesan adanya penghamburan anggaran hanya untuk air ‘muncrat’ dan pohon plastik, Pemkot harus sadar diri, angka kemiskinan Kota Tasikmalaya masih mendapat predikat tertinggi se-Jawa Barat,“ pungkasnya. Redi