Kota, Wartatasik.com – Pro kontra proyek penataan pohon sintetis di median jalan HZ Musthofa mendapat sorotan tajam dari berbagai elemen. Salah satunya Seniman Tasik Tatang Pahat, ia mengatakan, harusnya penentuan medan akhir dari yang direncanakan perlu bertukar gagasan dengan para seniman atau budayawan yang paham akan kreasi seni.
Hal itu ditegaskan Tatang saat menyikapi penjelasan konsultan proyek Nanang Nurjamil yang terkesan ambigu, “Entah apa yang mau disampaikan, paparannya cenderung apologisme,“ ujarnya, Kamis (07/11/2018).
Menurut Tatang, penjelasan konsultan terkadang sedikit kehilangan fokus (split) ketika berbicara pergeseran atau pemaknaan pohon sintesis menjadi alat penerangan.
“Celaka kalau kurang memahami persoalan dialektika simiotika, pemilihan pohon sebagai alat penerangan tidaklah sesuai, kenapa tidak memodifikasi jargon kota tasik misalnya payung, kelom, atau batik,“ terangnya.
Dikatakan Tatang, ia terus terang merasa ragu kepada orang atau lembaga yang mengagung-agungkan intelektual akademiknya atas nama pemajuan wilayah yang seolah-olah sebagai ahli yang mumpuni.
Tapi dalam pemikiran, lanjut Pahat, malah terkesan konyol dan kekanak-kanakan. “Alhasil yang mengemuka secara inter-tekstualnya terkesan pengkerdilan estetika dimana nilai keindahan dinistakan.
“Coba lihat di jogyakarta, lampu terlihat artistik dengan membawa khas jogyanya, itu ide brilian dan lebih mengena dengan jargon kota itu sendiri,“ pungkasnya. Asron