Kota, Wartatasik.com – Menginjak hari kedua, acara Media Workshop dan Anugerah Lomba Karya Jurnalistik 2020 dengan mengangkat tema Optimalisasi Layanan Jaminan Kesehatan di Era Pandemi COVID-19.
Kali ini hadir sebagai pemateri, Pemateri: Andayani Budi Lestari (Direktur Perluasan dan Pelayanan Peserta BPJS Kesehatan), Muttaqien (Anggota Dewan Jaminan Sosial Nasional), Tulus Abadi Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI).
Seperti sebelumnya, peserta dari Tasikmalaya yang dilaksanakan di BPJS Kesehatan KC Tasikmalaya Jl Tanuwijaya No 9 Kota Tasikmalaya turut hadir dalam kegiatan yang digelar secara virtual ini, Jumat (23/10/2020)
Pemateri dari Ketua YLKI Tulus Abadi mengatakan, keberadaan BPJS Kesehatan bisa menekan potensi transmisi dan infeksi Covid 19 dengan pelayanan konsumen yang diatur dalam UU n0 8 th 2009 tentang kunjungan konsumen, hak konsumen dalam konteks layanan kesehatan (Yankes) BPJS kesehatan atau pelayanan JKN dan UU lainnya.
Tulus menyebut, BPJS Kesehatan harus mengatur rinci detail bagaimana upaya melindungi peserta JKN untuk mendapatkan pelayanan prima. Sebab, Kalau lihat indeks angka BPJS kesehatan sejak 2004 sudah mengalami peningkatan.
“Kalau dari Fasilitas Kesehatan (faskes) masih rendah cuma 80 persen saja, sehingga harus melakukan inovasi bagi pelayanan, tentu harus dikolaborasi di level lapangan. Dimana mitra juga buat inovasi agar tak terjadi antrian, kerumunan dan lainnya. Intinya tingkatkan yankes dan faskes di daerah,” ujar Tulus.
Diharapkan kata ia, pelayanan disaat pandemi bukan jadi alasan untuk mengurangi pelayanan dan harus konsistensi dengan aturan yang telah ditetapkan bersama.
“Harus plus, tak ada alasan menurunkan pelayanan, dalam arti plus jaga protokol kesehatan dan pasiennya agar tak terjadi penularan Covid 19,” tuturnya.
Dijelaskan Tulus, mayoritas penularan ada dalam yankes, sehingga pihak BPJS Kesehatan mewanti wanti agar masyarakat jangan berkunjung faskes jika tidak diperlukan karena resikonya besar.
Klik berita terkait:
Lantaran itu, diharapkan optimalisasi layanan basis digital guna menghindari layanan kontak fisik dari pasien dan calon pasien. Pasalnya, bisa digitalisasi ada upaya preventif dan promotif.
“Ini pekerjaan rumah bagi JKN, tak hanya obati sakit tapi bagaimana agar masyarakat tidak sakit dan upaya digitalisasi harus dijadikan wadah edukasi masyarakat,” ungkap Tulus.
“Kenapa layanan digital jadi urgen, sebab saat ini 350 juta rakyat Indonesia menggunakan telepon seluler, sebagian adalah pengguna internet sekitar 175 juta jiwa. Artinya, market bisa dipakai pelayanan basis digital,” tambahnya.
Saat ini lanjut ia, pemerintah memang sudah mendorong upaya digitalisasi yankes. Selain dari rasio pengguna internet, juga mengurangi kunjungan pasien ke faskes dan terbukti pihak BPJS Kesehatan mengaku angka kunjungan turun 50 persen.
Selain itu, yankes digital mampu meningkatkan transparansi dan akuntabilitas terhadap masyarakat sebagai pengguna JKN, sehingga tidak ada lagi keluhan rumah sakit kehabisan kamar, karena bisa dilihat dari display informasi secara online.
“Digital lebih efisien daripada manual. Saat ini, meski tarif iuran dinaikan tapi ada program rileksasi, tapi harus diwaspadai dengan monitor terkait fluktuasi tunggakan peserta BPJS Kesehatan,” imbuhnya.
“Kemudian diharapkan optimalisasi pengawasan bagi faskes yang diduga melakukan kecurangan dan jadi penyebab defisit BPJS Kesehatan,” tutup Tulus.
Acara dipungkas dengan penyerahan Anugerah Lomba Karya Jurnalistik BPJS Kesehatan. Even tahunan Anugerah lomba karya Jurnalistik ini sudah dimulai sejak tahun 2014.
Selain Ketua YLKI, nampak hadir pemateri lain diantaranya Direktur Perluasan dan Pelayanan Peserta BPJS Kesehatan Andayani Budi Lestari dan Anggota Dewan Jaminan Sosial Nasional Muttaqien. Asron.