Kota, Wartatasik.com – Dialog publik yang diselenggarakan Youth Political Aliance (YPA) Tasikmalaya membahas tentang “Menakar Ancaman Politik Identitas pada Pelaksanaan Pemilu 2024” bertempat di Gedung PGRI Kabupaten Tasikmalaya, Selasa (21/03/ 2023).
Kegiatan ini dihadiri 100 orang peserta yang terdiri dari perwakilan kampus di Kabupaten Tasikmalaya dan seluruh element gerakan mahasiswa di Kabupaten Tasikmalaya.
Selain peserta, hadir pula beberapa tokoh masyarakat diantaranya Staff Ahli Tasikmalaya Bapak Iyan Sukmana, dari Kejaksaan Negeri Kab Tasikmalaya Deden Jaelani dan dari Kodim 0612 Ade Muflihun.
Diskusi dimulai dengan pemaparan oleh Ibu Ai Rohmawati dari KPU Kabupaten Tasikmalaya. Ia menyampaikan politik identitas secara detail dan pengertianya pada pemilu 2024 dengan acuan Undang-undang ke-KPU-an.
“Politik identitas adalah politik yang tidak dibenarkan dalam demokrasi di Indonesia jika dibawakan kedalam narasi-narasi yang menjatuhkan dan membuat pepecahan. Artinya Politik identitas bukanlah ancaman jika di terapkan pada tempat yang tepat,” ucapnya.
Selanjutnya dari Kepemudaan PKS Kabupaten Tasikmalya M. Yasir, menyampaikan bahwa Mahasiswa dan pemuda memiliki peranan pada Pemilu yang penting dalam mengawal pesta demokrasi.
Menurutnya pemuda saat ini bukan hanya pemilih tapi mitra kritis KPU atau Pemilu yang memberikan kontribusi dalam suksesnya penyelenggaran proses demokrasi ini.
Kemudian, ia menjelaskan bahwa pemuda harus menjadi pelopor perdamaian, “Meski kita sudah berada di partai politik tapi tetap bahwa kerukunan harus dijaga,” ucapnya.
Pihaknya menyatakan menolak keras politik identitas yang memecah belah umat dan berkomitmen untuk melaksakan pemilu ini aman dan damai.
Sementara itu, Ketua dari YPA Nandang Kurniadi berharap kepada mahasiswa dan lembaga yang terlibat pada pemilu 2024 supaya kejadian pada 2019 jangan terulang, dimana pada setelah Pemilu 2019 masyarakat Indonesia terpecah menjadi dua.
Nandang berharap Pemilu kali ini akan terlaksana dengan aman, damai dan semua lembaga menjungjung tinggi norma kepemiluan baik itu Partai, KPU dan Bawaslu.
Dirinya berharap agar pemuda khususnya mahasiswa hari ini mampu menjadi pioneer pada Pemilu 2024 ini karena pemilu kali ini 50% diikuti oleh kaum Millenial.
Selanjutnya, Sesi pemaparan dari narasumber pun disambung dengan agenda tanya jawab oleh beberapa peserta forum.
Dari sekian banyak pemaparan narasumber dan sesi tanya jawab forum, moderator diskusi menyimpulkan bahwa mahasiswa harus bisa mengambil bagian dalam perdamaian dan pengawal demokrasi pada Pemilu 2024.
“Pada dasarnya seluruh Pembicara sepakat politik identias itu sesuatu yang diperbolehkan dan bukan ancaman jika di porsikan dengan tepat,” akunya.
Narasi yang dibangun yang bernuansa positif tanpa menjatuhkan martabat yang lain, “Kami semua juga sepakat bersama-sama menolak politik identitas yang menjatuhkan dengan narasi-narasi yang buruk,” tandasnya.
Kegiatan diakhiri dengan berfoto bersama sebagai simbolis kerukunan dan perdamaian menyongsong Pemilu pada 2024. Sus